Karena terletak di garis katulistiwa, Indonesia mendapatkan sinar matahari yang berlimpah di seluruh wilayahnya. Durasi penyinaran matahari di Indonesia juga ideal dan tidak terlalu panas. Sementara beberapa negara mendapati durasi penyinaran sinar mataharinya yang cukup ideal atau panjang dalam setiap tahunnya, ada juga negara yang mendapatkan sinar matahari cukup rendah, dari beberapa jam perhari hingga tanpa adanya sinar matahari sama sekali selama berhari-hri. Akibatnya, suhu di tempat ini selalu dingin, bahkan tidak jarang mengalami siang di hari yang gelap. Lantas dimana saja ya kira-kira tempat di bumi yang paling jarang disinari cahaya matahari?
Torshavn, Kepulauan Faroe
Torshavn ialah kota terbesar dan ibu kota dari Kepulauan Faroe. Kota ini terletak dibagian selatan pantai timur Streymoy dan berbatasan langsung dengan dua gunung, ialah Husareyn di bagian barat laut dan Kirkjuboreyn di bagian barat daya. Torshavn ini yang merupakan salah satu tempat paling berawan di bumi. Tempat ini hanya mendapatkan rata-rata 2,4 jam sinar matahari perhari dan 840 jam dalam pertahun.
Rjukan, Norwegia
Rjukan ialah salah satu tempat terunik di dunia. Berjarak sekitar 170 kilometer dari Oslo dan terletak di sebuah lembah di sebelah selatan Norwegia serta dikelilingi oleh pegunungan letak geograis ini membuat Rjukan memiliki pemadangan alam yang indah tapi juga tidak menerima sedikitpun senar matahari selama 6 bulan dalam setahun. Pegunungan yang ada disekeliling Rjukan ini membuat tempat ini tidak mungkin terkena sinar matahari dari September hingga dengan Maret. Tetapi, situasi ini yang berubah beberapa tahun yang lalu. Pada tahun 2013, tiga buah cermin heliostat dipasang di tempat ini. Cermin ini bergerak dan berputar pada sumbu tertentu, untuk mengangkap sinar matahari yang membuat penduduk Rjukan dapat merasakan sinar matahari saat mereka keluar rumah.
Sao Joaquim, Brazil
Sao Joaquim yang terletak di Santa Catarina, Brazil Selatan. Kota ini terletak di ketinggian 1.360 meter, dank arena ketinggiannya, kota ini mengalami iklim dataran tinggi subtropics. Bahkan, Sao Joaquim mengalami musim panas yang sejuk dan suhu rendah selama musim dingin. Kota ini hanya menerima sinar matahari tahunan rata-rata selama 1.055 jam pertahun. Bulan terpanas ialah bulan Januari dengan suhu rata-rata 17 derajat Celcius, sedangkan bulan terdingin ialah Juli dengan suhu rata-rata 9 derajat Celcius.
Barrow, Amerika
Barrow merupakan kota yang terletak di titik paling utara Alaska. Barrow juga merupakan sebuah titik paling utara Amerika Serikat dan landmark yang menandai batas antara dua laut marjinal Samudra Arktik, ialah Chukchi dan Beaufort. Di Barrow bisa berlalu dua bulan tanpa adanya sinar matahari, karena letaknya hanya beberapa ratus kilometer dari Lingkaran Kutub Arktik. Barrow juga mengalami fenomena alam yang dikenal sebagai Midnight Sun ialah peristiwa ketika matahari masih tampak pada tengah malam dan biasanya terjadi pada bulan Mei selama tiga bulan.
Chongqing, Cina
Chongqing ialah kota popular yang terletak di barat daya Cina dan termasuk salah satu kota terpadat di negara ini. Kota ini beriklim subtropis yang lembap dan mengalami kondisi iklim yang sangat basah hampir sepanjang tahun. Karena terletak di Cekungan Sichuan, kota ini memiliki jam matahari tahunan yang rendah, ialah hanya 1.054 jam sinar matahari dalam per tahun. Chongqing menerima sinar matahari paling sedikit di bulan Desember dan Januari ialah 8 persen dan tertinggi pada bulan Agustus ialah 48 persen.
Maka itulah beberapa tempat di dunia yang paling jarang sekali untuk terkena sinar matahari. Kita yang tinggal di Indonesia harus bersyukur karena masih bisa mendapatkan matahari setiap tahunnya dan merasakan hangatnya ketika berjemur di pagi hari. Namun jika kalian yang ingin mencoba untuk mengunjunginya, maka kalian yang bisa memasukkan ini ke dalam List Perjalanan kalian berikutnya kok!
No comments:
Post a Comment