Memenuhi kebutuhan hidup di Jepang memang tidaklah murah. Apalagi jika membandingkannya dengan harga keperluan sehari-hari di Indonesia. Alasan membedakan nilai mata uangpun tidak terhindarkan. Anggapan mengenai selisih kurs itu memang tidak salah. Tetapi melihat kondisi serba mahal dari aspek tata kelola negara juga ada benarnya. Maka berikut ini beberapa hak yang sangat mahal di Jepang padahal bisa gratis atau murah di Indonesia?
Air pembuangan rumah tangga akan dikenakan biaya
Pemerintah Jepang yang sangat peduli atas system pembuangan air di negaranya. Oleh sebab itu, penghuni rumah dan apartemen di Jepang diwajibkan untuk membayar dua jenis tagihan air untuk kebutuhan rumah tangga. Yang pertama, tagihan atas penggunaannya. Kedua, tagihan atas pembuangannya. Tagihan pertama tentunya saja sudah sangat lazim. Namun dengan terkenanya biaya untuk pembuangan air mungkin sedikit tidak biasa. Ya, setiap dua bulan sekali pemerintah yang akan memungut biaya air kotor atau “ water sewage “ ialah sekitar ¥2.000 atau setara dengan Rp.260.000.
Adanya uang yang dikeluarkan untuk membuang sampah rumah tangga
Sampah rumah tangga yang merupakan salah satu urusan yang dikelola dengan sangat baik di Jepang. Tentunya saja, ada biaya yang tidak sedikit untuk pengelolaannya. Paling tidak, agar sampah bisa di ambil oleh petugas, maka penghuni rumah diwajibkan untuk membeli kantong khusus dengan harga ¥200 atau setara dengan Rp26.000 per 10 plastik. Sedangkan untuk sampah yang berukuran besar atau berupa barang elektronik, maka warga yang diharuskan untuk membeli stiker khusus yang harganya bisa mencapai ¥1000 atau Rp130.000. Sampah yang gratis pembuangannya hanya kaleng bekas kemasan minuman dan botol plastik yang nantinya akan bisa di daur ulang kembali.
Meski yang hasil cukurannya biasa saja, namun jasa pangkas rambut di Jepang memasang tarif yang paling murah Rp.130 ribu
Harga jasa pangkas rambut di Jepang tergolong mahal. Jika penampilan yang diinginkan merujuk pada gaya rambut terkini, maka ongkos yang harus dikeluarkan bisa mencapai ¥4.500 atau Rp.585 ribu. Kalau kamu yang ingin model rambut biasa saja, maka tarifnya minimal ¥1.000 atau Rp.130 ribu. Itupun yang belum termasuk pajak komsumsinya.
Baca Juga : Musuem Makanan Yang Unik Dari Berbagai Negara
Parkir di Jepang per 15-30 menit yang bisa mencapai Rp.13 ribu
Tidak banyak lahan parker mobil di kota-kota besar Jepang. Kalaupun ada, maka tarifnya akan lumayan mahal. Paling murah ialah ¥100 atau Rp13 ribu per 15 menit ataupun 30 menit. Sedangkan untuk parker selama 24 jam, maka biasanya minimal ¥1.000 atau Rp130 ribu. Pengenaan tarif mahal untuk parker kendaraan pribadi ini yang merupakan upaya pemerintah untuk mendorong warganya menggunakan kendaraan umum. Cara ini berhasil jika melihat kondisi jalan di kota-kota Jepang yang hampir bebas dari kemacetan.
Harga sayuran yang lumayan mahal
Harga seikat kangkung minimal ¥200 atau Rp26 ribu. Adapun harga satuan kubis sekitar ¥150 atau Rp. 20ribu. Harga sayuran akan bisa lebih mahal jika banyak terjadi gagal panen akibat bencana alam. Meskipun demikian, tingginya harga sayuran di Jepang berbanding lurus dengan kualitasnya. Petani Negeri Sakura yang memang dikenal serius dan piawai dalam bercocok tanam.
Tarif taksi untuk perkilometer pertama minimal Rp50 ribu
Boleh dibilang, taksi yang merupakan sebuah alternative transportasi umum terakhir yang dipilih warga Jepang. Selama bisa ditempuh dengan berjalan kaki, bersepedah, ataupun menumpang kereta, masyarakat Negeri Sakura yang akan menghindari penggunaan taksi untuk mencapai ke suatu lokasi. Alasannya tentunya saja karena mahal. Untuk kilometer pertama saja tarif yang ditetapkan sekitar ¥400-700. Angkanya bisa naik hingga ¥100 untuk dalam perkilometer berikutnya. Belum lagi jika kendaraan berhenti dalam waktu lama karena macet. Maka argo yang bisa berjalan terus.
Maka itulah beberapa hal yang sangat mahal bila di Jepang namun akan lebih murah pada saat di Indonesia, Sudah mengetahuinya bukan? Maka jangan lupa untuk memasukkan ini ke dalam Tips Perjalanan kalian nantinya.
No comments:
Post a Comment